BLOGGER TEMPLATES AND Gaia Layouts »

Sabtu, 23 Oktober 2010

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN

TIK dalam Dunia Pendidikan


Sampai saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi sangatlah pesat, hal ini merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupannya yang dituntut untuk memiliki daya saing yang tinggi baik tingkat lokal maupun tingkat global. Akibat dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang cukup pesat ini mempengaruhi kehidupan kultur masyarakat – baik yang terlibat secara langsung dengan penggunaan TIK maupun tidak – yang menimbulkan dampak positif maupun negatif. Disadari atau tidak, teknologi – komunikasi – ini, memang sangat penting bagi manusia sebagai masyarakat sosial, karena kita bisa saling mengenal satu sama lainnya atas berbedaan yang kita miliki hanya dapat dilketahui melalui komunikasi, seperti yang tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an Surat Al-Hujarat : 13 yang artinya : ”Hai manusia ! sesungguhnya Kami (Allah) menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki (Adam AS) dan seorang perempuan (Hawa), dan kemudian Kami jadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar saling berkomunikasi”.
Jelas bahwa berbagai informasi datas perbedaan diantara kita – manusia – tidak akan bisa diketahui oleh orang lain tanpa adanya komunikasi yang baik dan sehat, dimana semua informasi hasil dari komunikasi itu dapat menjadikan pengalaman baru bagi kita.

Dalam perkembangannya Teknologi Informasi dan Komunikasi juga berpengaruh pada dunia pendidikan - sebagai salah satu aspek kehidupan manusia -, terutapa dalam proses pembelajaran. Pengaruh atas penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses pemembelajaran akan menimbulkan pergeseran-persegeseran, yaitu :
dari pelatihan menjadi penampilan,
dari ruang kelas menjadi dimana dan kapan saja,
dari kertas menjadi ”online”
dari fasiltas fisik menjadi jaringan kerja,
dari waktu siklus menjadi waktu nyata.

Teknomogi Komunikasi sebagai media dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media komunikasi seperti :
Komunikasi dengan telepon/HP,
Komputer,
Internet,
Radio,
Televisi,
dan lain-lain.

 
Permanfaatkan Teknologi Informasi dalam pembelajaran melahirkan budaya baru dalam pemebelajaran, yaitu Interaksi antara guru dengan peserta didik tidak harus dan tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat pula dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti yang tersebut diatas. Artinya guru sebagai agen pendidikan dalam melakukan layanannya kepada peserta didik tidak harus berhadapan langsung dengan peserta didiknya, begitupun peserta didik dapat memperoleh informasi yang lebih luas dari berbagai media informasi yang ada, terutama internet.

Diawal tahun 90-an para ahli pendidikan dan TIK/ICT di Canada dan Amerika Serikat, melakukan uji coba model pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centric) untuk meningkatkan mutu pendidikan dan daya serap peserta didik yang lebih luas dan mendalam dengan menggunakan sistem pembelajaran interaktif memanfaatkan media komputer (CD-Rom dan MAN – Metropolitan Area Network), sistem ini bertujuan untuk memberikan layanan pembelajaran kepada peserta didik kapan saja dan dimana saja, karena bahan ajar sudah disiapkan oleh guru dalam bentuk kepingan CD-Rom maupun dalam bentuk file bahan ajar yang tersimpan di server MAN, sehingga kapan saja dan dimana saja peserta didik membutuhkan informasi yang dibutuhkan dapat mengaksesnya.
Dari hasil uji coba tersebut didapatkan bahwa daya serap peserta didik meningkat lebih tinggi dibanding pembelajaran dilakukan secara tradisional yaitu pembelajaran hanya dilakukan dengan tatap muka diruang kelas, hasil yang cukup menggembirakan ini akhirnya digunakan untuk seluruh negara bagian di Canada dan Amerika Serikat. Metode baru tersebut kemudian dikenal dengan istilah CBT (Computer Base Training).

Contoh uji coba diatas membuktikan bahwa suatu proses pembelajaran tidak akan sukses apabila dilandasi atas dasar pemaksaan – baik yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, sekolah atau orang tua – akan tetapi proses pembelajaran untuk menambah pengalaman baru bagi peserta didik harus dilandasi atas dasar kebutuhan – pemerintah, masyarakat, sekolah, orang tua dan peserta didik –, sehingga seorang guru dalam proses pembelajaran harus lebih berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi peserta didiknya, karena dengan memberikan motivasi yang benar dan tepat akan memberikan kesadaran peserta didik atas kebutuhannya baik sebagai diri pribadi maupun sebagai masyarakat sosial. Sebagai fasilitator guru dituntut untuk cerdas dalam menangkap apa yang menjadi kebutuhan peserta didiknya, sehingga seorang guru dengan daya kreatifitas dan inovasinya dapat memuaskan peserta didiknya – karena terlayani sesuai dengan kebutuhannya – dengan memberikan berbagai informasi – bahan ajar – yang dikemas secara menarik dan menyenangkan tanpa ada unsur pemaksaan pada diri peserta didik untuk menerima informasi tersebut.

Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dunia pendidikan tidak hanya CBT saja, namun dalam perkembangannya bermunculan metode-metode lain yang sejenis seperti : CBI (Computer Based Instruction), DL (Distance Learning), DE (Distance Education), CLE (Cybermatic Learning Environment), DVC (Desktop Video Converencing), ILS (Integrated Learning System). LCC (Learner Centered Classroom), Teleconverencing dan WBT (Web Based Training).

Saat ini berbagai macam Knowledge Management System seperti diatas yang cukup berkembang adalah Web Based Training (WBT), banyak perguruan tinggi di Indonesia yang sudah menyediakan layanan pembelajaran dengan WBT. Pemerintah melalui Depdiknas dan Pustekom menyediakan pula informasi serupa seperti : e-Dukasi.net bahkan melalkui Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional) menyediakan link-link ke berbagai layanan pendidikan berjenis WBT, tak ketinggalan pula kelompok-kelompok masyarakat yang peduli pada pendidikanpun banyak yang menyediakan informasi dalam bentuk WBT, seperti : IlmuKomputer.com, Belajar-Gratis.com, SekolahMaya.com, dan lain-lain.

Apa sebenarnya WBT (Web Based Training) itu ?. WBT ada yang menyebutnya dengan istilah Cyber Teaching sebenarnya adalah pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang menggunakan media internet, istilah yang lebih popular saat ini adalah e-Learning.
Menurut Rosenberg (2001, 8), e-Learning merupakan satu penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan pada tiga kriteria, yaitu :
e-Learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbarui, menyimpan, mendistribusikan dan membagi materi ajar atau informasi,
Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar,
Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tetntang pembelajaran dibalik paradikma pembelajaran tradisional.

Yang seharusnya menjadi catatan bagi kita, bahwa informasi yang sebegitu besar dan luas di internet tidak ada dengan sedirinya, tetapi adanya karena ada yang memasukkan informasi tersebut. Memasukkan informasi ke internet bersifat bebas karena dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja terlepas dari informsi tersebut dibutuhkan atau tidak oleh pengguna internet lain.

Akhirnya kita harus menyadari dan ikhlas menerima bahwa salah satu produk Teknologi Informasi dan Komunikasi berupa internet yang berkembang pesat saat ini telah mampu mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan peserta didik di kelas maupun di luar kelas.

0 komentar: