BLOGGER TEMPLATES AND Gaia Layouts »

Senin, 15 November 2010

KURIKULUM TIK DI INDONESIA

1.      TUNTUTAN ISI KURIKULUM

     Pada tahun 1970an kurikulum yang bersifat humanistis bertumpu pada kemanusiaan dan kesadaran. Pada 1980 an merencanakan kurikulum dengan fokus kepada pengembangan manusia untuk berprestasi dan bersaing. Sekarang ini, kurikulum yang bersifat kemanusiaan namun berbeda dengan kedua dekade tersebut
     Akademisi-akademisi yang menyadari bahwa kualitas yang secara emosional dari kurikulum yang bersifat kemanusiaan, seperti sebuah aliran adalah yang dipergunakan dalam peningkatan prestasiyang kompleks, seperti juga rekontruksi sosial yang ingin mengambil keuntungan dari keberhasilan humanis itu di dalam meningkatkan kemampuan siswa dan kepekaan pribadi kepada perasaan atau kesadaran dari diri sendiri, juga untuk mengembangkan kesadaran kritis dari pola- pola di dalam masyarakat sehingga itu dapat diubah menjadi kesadaran bermasyarakat.
     Suatu Dasar pemikiran Kurikulum adalah pengintegrasian dari suatu daerah yang afektif (emosi, sikap-sikap, nilai-nilai) dengan daerah teori (pengetahuan cendekiawan dan kemampuan-  kemampuan).Kurikulum dapat berupa dimensi- dimensi emosional yang mengakibatkan munculnya pengetahuan objektif, seperti informasi yang ilmiah, menuju ke intuitif atau yang subjektif pengetahuan. Tujuannya untuk menyediakan para siswa memiliki lebih banyak alternatif-alternatif untuk memilih dan menggunakan istilah hidup mereka sendiri, suatu kurikulum meliputi unsur- unsur :
1.      Keikutsertaan. Ada persetujuan, pembagian kuasa, negosiasi, dan tanggung jawab tidak otoriter dan bukan yang secara sepihak.
2.      Pengintegrasian. Ada interaksi, interpenetration, dan pengintegrasian pemikiran, perasaan, dan tindakan.
3.      Keterkaitan. Perkara pokok materi adalah berhubungan erat kepada kebutuhan dasar dan hidup dari peserta-peserta dan penting kepada mereka, kedua-duanya secara emosional dan secara intelektual.
     Gambaran kasar kurikulum dapat termasuk bermacam aktivitas, seperti suatu perjalanan kepada kebun binatang itu untuk membandingkan manusia dengan binatang-binatang, improvisational drama untuk meniru bergeraknya binatang-binatang, diskusi kiasan-kiasan binatang di dalam pemeran manusia, dan berdebat tentang binatang dan manusia menggolongkan. Catat bahwa aktivitas ini dapat dikerjakan tanpa mengubah orientasi sekolah tersebut di dalam setiap cara yang utama. Mereka dapat melengkapi kesanggupan untuk mengajar membaca, menulis, dan perhitungan. Hasil akhir kurikukulum Para siswa sanggup menggeneralisasi sebagai hasil pengalaman- pengalaman pribadi. Sebagai contoh, para siswa menyimpulkan bahwa malu mengizinkan atau membiarkan orang-orang untuk menggunakan kemampuan mereka sendiri untuk manfaat mereka sendiri. Dengan demikian, "Jika suatu kesadaran dari diri sendiri adalah bahwa manusia sebagai memiliki perbedaan antara binatang- binatang dan manusia, Maka kurikulum merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membuat orang-orang lebih manusia, atau lagi peramah, akan menolong mereka menjelajah makna dari keaneka ragaman mereka sendiri.
Implikasi kurikulum terhadap kehidupan memberikan warna munculnya budaya-budaya. Antara lain
·         Budaya Literatur. Para guru dapat menemukan hubungan-hubungan mereka sendiri yang pribadi dengan sumber belajar dan kemudian untuk berbagi hubungan-hubungan ini dengan para siswa, dan untuk berharap bahwa para siswa akan berbagi pemahaman mereka. Implikasi pada siswa adalah Pada gilirannya, para siswa berbagi memori-memori mereka dengan membawa hal-hal di kelas atau membicarakan tentang memori- memori berhubungan dengan mereka.
·         Budaya Arts. Ada personalisasi ketika yang arts- music, seni, dan cara mengajar dengan gagasan untuk mengetahui bagaimana caranya menghasilkan pola-pola dari kemampuan- kemampuan di dalam gerakan yang ekspresif atau sedikitnya memberi tahu sehingga pelajar itu adalah mampu dengan tegas mengambil bagian di dalam aktivitas.
·         Budaya Matematika. Siswa memahami arti penting, lambang, membuat, dan manipulasi menurut aturan-aturan yang diterima dari komunitas
·         Budaya Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Sosial. Personalisasi ditingkatkan melalui aplikasi. Para siswa melihat bagaimana pengetahuan tentang material itu bisa diberlakukan bagi kepuasan manusia memerlukan teknologi dan melalui penggunaan dari pengetahuan tentang ilmu pengetahuan atau melihat bagaimana dunia yang alami mendukung kehidupan manusia. Personalisasi ada ketika para siswa dibantu untuk melihat misteri-misteri yang dipecahkan secara ilmiah dengan metode perspektif- perspektif pergeseran dan alternatif-alternatif.
·         Budaya Sejarah. Pengembangan pribadi terjadi di dalam studi dari sejarah ketika masa lampau adalah secara dramatis dilukiskan kembali, sehingga membuat masa lampau muncul kembali, dan ketika rasa para siswa secara pribadi melibatkan di dalam kejadian historis.
 
2.      KURIKULUM SEKOLAH DI INDONESIA
     Dalam dekade terakhir, pada bangsa-bangsa yang maju mulai terhinggapi prilaku Transience. Transience merupakan suasana hati galau atau merasa tidaak tahan lama, hal ini dicerminkan di dalam hubungan-hubungan antar orang-orang, . tempat-tempat, organisasi-organisasi, dan informasi. Transience berlebihan mengancam kemantapan sosial dengan menggerus pemeliharaan dan transmisi budaya. Hal ini memunculkan budaya di mana sifat tak tahan lama menjadi suatu kondisi yang umum.
     Salah satu peran-peran dari perencanaan masa depan di dalam pendidikan, untuk menentukan tujuan yang tepat dari sekolah tersebut sebab ini berhubungan dengan suatu yang mengubah masyarakat. Pendukung futurism di dalam pendidikan sudah mengenal permasalahan akan selalu berubah. ada juga yang memberikan tanggapan berupa perencana- perencana bidang pendidikan pada kondisi- kondisi transience, kultur ketinggalan, dan kebutuhan akan pemikiran dan ada pula yang telah melakukan tindakan dengan memanfatkan penelitian teknik, ilmu sosial, termasuk pemakaian skenario, berpikir thinktank, dan Teknik delphi (suatu kuesioner yang dibulatkan, yang dikembangkan oleh Olaf Helmer,  yang gunakan reduksi pendapat untuk mendapatkan konsensus). Hal tersebut yang mengilhami Kahn dan Wiener 1967,  melakukan kegiatan "spekulasi yang layak" untuk mengidentifikasi kondisi-kondisi sekarang yang akan mempengaruhi perencanaan masa depan bidang pendidikan. Antar perubahan-perubahan yang mungkin dikenali adalah
1.      Penggunaan praktis dari komunikasi elektronik yang langsung dengan dan rangsangan otak
2.      Pemakaian obat additif lebih dapat dipercaya untuk kendali dari kepribadian dan persepsi- persepsi
3.      Metoda-metoda kimia untuk meningkatkan memori dan belajar (rantai reaksi)
4.      pendidikan di rumah melalui via televisi dan pelajaran terkomputerisasi
5.      Kendali genetik di atas "konstitusi yang dasar" 
Ada literasi bahwa sepertiga teknik yang digunakan oleh perencana- perencana bidang pendidikan di dalam menggerakkan terhadap masa depan itu adalah tujuan. Di dalam prosedur ini, para agen, kelompok-kelompok profesional, departemen- departemen pendidikan milik negara dan yang lain diminta untuk menyerahkan daftar sasaran mereka untuk masa depan pendidikan.
Perlu di catat di techno-societies ada satu konsensus kuat "hampir-hampir berlapis baja" yaitu masa depan dan kebebasan. Pilihan yang individu pilih secara maksimum dihormati sebagai suatu yang demokratis
Di Indonesia Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan perubahan kurikulum sebagai penyesuaian terhadap kebutuhan nasional dan dalam rangka hidup ditengah-tengah lingkungan internasional. Penyempurnaan kurikulum dilakukan sebagai respon terhadap tuntutan perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, tuntutan desentralisasi, dan hak asasi manusia. Oleh karena itu, bahan kajian yang harus dikuasai oleh siswa disesuaikan dengan tuntutan- tuntutan tersebut. Selain itu, bukan hanya bahan kajian saja yang harus dikuasi oleh siswa tetapi juga kompetensi untuk menggali, menyeleksi, mengolah dan menginformasikan bahan kajian yang telah diperoleh meskipun telah menyelesaikan pendidikannya. Dengan demikian, siswa memiliki bekal berupa potensi untuk belajar sepanjang hayat serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Salah satu fasilitas untuk menunjang kompetensi tersebut siswa perlu dikenalkan dengan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication Technology (ICT) yang berfungsi baik sebagai alat maupun bahan pembelajaran.
Kita perlu menyadari dalam dasawarsa terakhir, bidang informasi dan telekomunikasi mengalami revolusi khususnya untuk perangkat audiovisual, mobile phone dan komputer. Teknologi tersebut telah mengubah cara hidup masyarakat dan berpengaruh terhadap beberapa aspek kehidupan. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dipersiapkan untuk mengantisipasi dampak perkembangan teknologi khususnya bidang informasi dan komunikasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Mata pelajaran ini perlu dikenalkan, dipraktekkan dan dikuasi oleh siswa sedini mungkin agar siswa memiliki bekal untuk menyesuaikan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.
Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar bisa memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi maupun masyarakat.
Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai jenis Teknologi Informasi dan Komunikasi dan menggunakannya secara efektif. Selain itu siswa memahami dampak negatif, dan keterbatasan Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran dan dalam kehidupan.
Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang baru.
Pada hakekatnya, kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi menyiapkan siswa agar dapat terlibat pada perubahan yang pesat dalam dunia kerja maupun kegiatan lainnya yang mengalami penambahan dan perubahan dalam variasi penggunaan teknologi. Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara kreatif namun bertanggungjawab. Siswa belajar bagaimana menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi agar dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan masyarakat, komunitas, dan budaya. Penambahan kemampuan karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu.     Dengan memasukkan Teknologi Informasi dan Komunikasi di dalam kurikulum sekolah, akan membantu siswa untuk belajar teknologi informasi dan teknologi komunikasi, dan menggunakan segala potensi yang ada untuk pengembangan kemampuan diri. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi akan memberikan motivasi dan kesenangan kepada siswa untuk belajar dan bekerja secara mandiri. Selain itu penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan meningkatkan proses pembelajaran pada semua tingkatan atau jenjang, dengan menjangkau disiplin ilmu mata pelajaran lain.
Tujuan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara umum yaitu agar siswa memahami alat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara umum termasuk komputer (computer literate) dan memahami informasi (information literate). Artinya siswa mengenal istilah-istilah yang digunakan pada Teknologi Informasi dan Komunikasi dan pada komputer yang umum digunakan. Siswa juga menyadari keunggulan dan keterbatasan komputer, serta dapat menggunakan komputer secara optimal. Disamping itu memahami bagaimana dan dimana informasi dapat diperoleh, bagaimana cara mengemas/mengolah informasi dan bagaimana cara mengkomunikasikannya
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
·         Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat
·         Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
·         Mengembangkan kompetensi siswa dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam aspek kehidupan sehari-hari.
·         Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, dan terampil dalam berkomunikasi, mengorganisasi informasi, belajar, dan bekerjasama.
·         Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah

0 komentar: